hello hello hello =)

Selamat datang di blog pribadi saya- nikmati apa yang ada, dan tunjukkan pada dunia, kamu dan saya bisa tersenyum untuk hidup ini =)

Tayangan halaman minggu lalu

Yakinkah bahwa blog ini asli dibuat oleh seorang pelajar amatir?

Pengikut

Rabu, 16 Maret 2011

cerpen-LOVE IS NOT BLIND"

LOVE IS NOT BLIND
By : Marieta Puspa Regina


Pagi itu Billa terbangun dari mimpinya. Kegelapan masih tetap dilihatnya. Ya, bukan kamarnya yang gelap, tapi matanya yang telah buta. Sekitar 6 bulan yang lalu, akibat kecelakaan tragis, Billa harus merelakan matanya. Tak ada yang berbeda dari pagi itu. Tetap gelap di mata indah Billa. Padahal ia berharap ada sebuah miracle yang membuat setitik cahaya mampu dilihatnya.
“Pagi Bill” sapa sebuah suara yang amat dikenalnya.
“Novel ? Kok bisa disini? Sejak kapan ?” tanya Dilla tercengang.
”Dari tadi, emang kamu ga nyadar apa ?”
Billa terdiam sejenak. ” Pantesan dari tadi kamarku baunya ngga enak. Hehehe”
”Huft.. sempet-sempetnya bercanda gitu. Oiya Bill, kemaren Vanno titipin ini buat kamu .. maaf ya baru sempet kasih ke kamu sekarang”
”Vanno? mau ngapain lagi dia? Sok-sokan ngasih kado lagi, dasar sinting” ujar Billa mendengus.
”Udahlah Bill, semua itu udah lama berlalu. Kamu harus belajar memaafkan dia. Toh, dia udah ngaku salah dan minta maaf ma kamu kan, ini .. ”terdengar nasihat Novel yang sudah sering ia ucapkan sambil menyodorkan sebuah bungkusan.
Billa bersungut-sungut tidak suka namun membuka juga bungkusan itu.
”Apa itu Vel?”
”Buku lagi. Surat-surat kepada Karen. Hemm..good title”
”Baru judul aja kamu udah muji. Dasar ! Btw, kenapa ya akhir-akhir ini dia suka banget ngasih aku buku?”
”Ya.. bagus dong, artinya dia ada perhatian buat kamu”
”Perhatian pala lo peyang. Ga mungkin dia kayak gitu. Yang ada paling dia mau nyindir aku yang buta, yang gabisa baca sendiri lagi”kata Billa muram walau dirinya sekuat tenaga menahan emosi.
”Ehmmm .. Kok kamu bilang gitu sih? Aku percaya dia ga kayak gitu. Kamu harus belajar percaya ma dia Bill”
”Kenapa bisa yakin gitu? dan kenapa sih kamu ga cape-cape ya mbela dia?”
”Karenaa...”Novel menghela napasnya.
”Karena apa?” tanya Billa lagi.
”...Karena... udah banyak yang dia korbanin buat kamu Bill”
”Halahh .. ”ujar Billa tak percaya.
”Ehm..Bill , aku pulang dulu ya. Tadi ada sms dari mama, nyuruh aku pulang buat nganterin dia ke pasar. Aku duluan gapapa kan ?”
”Yahh..bentaran amat. Yaudadeh, dah Novel ..”
”Bye..”jawab Novel diringi langkah kaki beratnya menuju pintu kamar. Terburu-buru. Tanpa terasa matanya sudah berkaca-kaca. ”Maafin aku Bill, aku ga bermaksud bohongin kamu”batinnya.


Billa jadi teringat kejadian 6 bulan lalu. Waktu itu Billa membonceng motor Vanno karena memang malam itu tidak ada taksi yang lewat dan HP Billa lowbatt. Tak lama kemudian hujan rintik-rintik mulai turun dan segera disusul hujan deras. Billa yang tak tahan dingin itu meminta untuk menepikan motor untuk sekedar berteduh, tapi dasar Vanno, dia yang dari sananya udah usil malah mengencangkan laju motornya, yang membuat Billa menahan nafas saking takutnya. Bahkan ia sengaja melenggak-lenggokkan motornya sambil tertawa-tawa. Nggak sadar, ada sebuah mobil dari arah berlawanan melaju kencang tak terarah, menyenggol motor Vanno. Vanno dan Billa terpental,beruntungnya Vanno. Hanya luka ringan yang ia dapat. Tapi Billa, yang saat itu tidak menggunakan helm mendarat mulus di aspal dan kepalanya terantuk. Benturan itu mengakibatkan tulang-tulangnya retak dan syaraf matanya rusak parah hingga ia buta sampai sekarang.
”Arrggghhhh !”teriak Billa terbangun.
Novel yang terkantuk-kantuk menjaganya kaget. ”Kenapa Bill?”tanyanya terburu.
Billa tidak menjawab, hanya air mata yang turun dari kelopak matanya. Kenapa mimpi itu lagi,batinnya.
”Mama mana Vel? Aku butuh Mama sekarang”tanya Billa setelah sekian lama bengong.
”Tante Vita lagi pergi, makanya aku yang jagain kamu”ujar Novel membelai-belai rambut Billa sambil tersenyum. Walau hanya kegelapan di mata Billa,tapi ia bisa merasa kalau Novel tersenyum untuknya.
Novel, seorang sahabat yang tak sengaja ia temukan di rumah sakit saat Billa kecelakaan. Ia yang menguatkan Billa,menghibur Billa,menjaga Billa,menasihati Billa dan mampu membuat Billa tersenyum kembali. Novel yang baik dan dewasa. Diam-diam Billa menyembunyikan air matanya yang kembali menetes, kali ini bukan air mata kesedihan dan ketakutan, tapi air mata kebahagiaan. Karena dari Novel-lah,Billa menemukan cintanya.



”Ma, Mama pasti pernah jatuh cinta kan?”tanya Billa suatu saat pada Mamanya.
”Hah, kok kamu nanya gitu honey? Hayoohayoo..ada apa iya ma anak Mama ini?”tanya Mama genit sambil menyubit pipi anaknya itu.
”Ma, Novel itu kayak gimana sih?Kenapa Billa rasanya senang,damai,nd nentremin banget kalu dket ma dia Ma. Andai mata Billa ga buta, pasti Billa bisa liat Novel itu kayak gimana. Cakep ga sih Ma?”
“Ohhh..engghh..iyya..Novel ya..cakep kok,cakep banget”jawab Mama gelagapan.
“Ma?”
“Emmh..baik kok Bill, Mama cuma kaget aja Billa ternyata naksir dia. Tapi wajar aja sih..”jawab Mama deg-degan.
“Ohh..dia baik banget yah Ma. Coba aja Billa ga buta Ma. Pasti udah bisa liat dia, dan mungkin dia juga bisa suka ma aku ya Ma”ujar Billa murung.
“Hus..kamu ngga boleh bilang gitu”
”Tapi kan kenyataannya begitu Ma, Billa gaakan jadi dokter seperti yang Mama inginkan kan?”kata Billa, menahan tangis.
”Sudah sayang, keselamatan kamu adalah no 1. Kamu selamat dari kecelakaan itu, Mama pun udah bersyukur banget. Dan kamu tahu, bagi Mama kamulah anugrah terbesar buat Mama. Mama akan selalu ada dan sayang ma kamu Billa” Mama memeluk erat Billa.
Billa hanya sesenggukan di balik pelukan Mama. Mama dan Novel memang malaikat penolongnya. Malaikat yang mampu mengembalikan rasa percaya diri Billa yang sempat runtuh.
Teeett..Teett.. Bel rumah Billa berbunyi.
”Sebentar ya nak, Mama buka pintu dulu. Jangan kemana-mana ya”
Billa hanya mengangguk. Dalam hati dia berharap Novel yang datang saat itu.
”Billa .. ?”panggil Novel ragu.
”Novel ? Akhirnya kamu dateng. Aku udah gasabar main bareng kamu lagi. Oiya, bawa bacaan buat aku lagi ga ?” Billa girang bukan main.
”Ehmm.. Mama tinggal dulu ya sayang, mau belanja .. hehe”
”Iya Ma”
”Bill, ini buku yg kamu pesen. Materi Braille-nya gimana ? udah banyak yang nyangkut kan?”tanya Novel ketawa garing.
”..ehh iyya.. ehm, Vel kamu kenapa? Aku ngrasa kamu agak beda hari ini ?”
”Ehmm.. sebenarnya aku mau ngomong sesuatu ma kamu. Bisa minta waktu kamu sebentar kan ?”
”Hahhh ? ada apa sih ? Serius amat ..”
”sebelomnya aku mau minta maaf ma kamu Bill”
”Buatt ... ?”tanya Billa ga sabaran.
”ehhm .. Bill, aku harap kamu mau ngerti aku. Sebenarnya bunga,buku,bingkisan lain yang kamu tau dari Vanno itu sebenernya dari aku ...“ jawab Novel terputus.
”Hah ? kamu serius ?“ mata Billa berbinar-binar karena senang.
”Bill, kamu ga ingat kalau nama lengkap Vanno, Vanno Anovelino ?”
”Sooo ?”
”...Bill, aku Vanno. Aku juga Novel. Vanno dan Novel, orang yang sama yaitu aku. Aku deket kamu sekarang karena aku gatau lagi mesti gimana ngungkapin maaf aku ke kamu.. maafin aku Bill, aku ga ada maksud bohongin kamu”
Billa tercengang. Badannya gemetar menahan amarah.
”.. Bill ?”panggil Vanno alias Novel sambil mengenggam tangan Billa.
Billa segera menarik tangannya. ”Pergi kamu. Ga puas ya kamu bikin aku menderita Van ? Denger ya, apapun yang kamu lakuin, ga bakalan bisa buat aku maafin kamu !!”
”..Bill..”
”Pergi sekarang !! ”teriak Billa lagi.
”Oke Bill, aku bakalan pergi,kalau itu yang kamu mau. Tapi harus kamu tahu, aku juga sayang kamu. Walau aku tahu kamu bakalan anggep aku gila dan ga tau diri. Tapi itu emang kenyataannya ”
”Pergiiiiiiiiiiiiiiiiiiii !!!!!! ”


Pagi itu tetap gelap di mata Billa. Tangannya terasa pegal karena ada seseorang yang menaruh kepala di atas tangannya. Billa berusaha meraba-raba. Dia tak mengenali orang itu.
”Kamu siapa?”
”..aku Vanno..pa kabar kamu pagi ini Bill ?”
Billa kaget. Ia tak menduga Vanno akan balik menjagainya kembali. Tapi aneh, Vanno dalam rupa Novel sangat ia kenali, bahkan tanpa meraba-raba dulu.
”..Bill..maafin aku yang kemarin ya,emmm..dan kemarin-kemarinnya lagi. Aku cuman pengen liat kamu bahagia. dan pernyataan sayang aku yang kemarin gausah dipikirin”
Billa hanya mendengus. Vanno memang beda dengan Novel. Novel begitu baik, perhatian dan dewasa. Sedangkan Vanno, kekanak-kanakan dan menyebalkan.
Mereka terdiam cukup lama sampai tangan Billa merasakan sesuatu yang basah dan dingin.
”Baju kamu basah banget Van,dan kening kamu kok panas. Hujan-hujanan lagi ?”
”Ehhm.. iya, maaf ya kalau kasur kamu jadi agak basah gini”
”Yaudah, kalau gitu kamu mandi dulu di kamar tamu, trus pinjam kaus papa ya. Aku juga mau mandi dulu”sergah Billa.
”Makasih Bill”jawab Vanno sambil memapah Billa menuju Mamanya.
”Makasih Vanno. Ayo Bill mandi dulu. Vanno di kamar tamu ya”ujar Mama Billa tersenyum.
”..iiyya Tante..”
Mata Vanno mengikuti langkah Billa dan Mamanya. Air mata menetes di pipinya. Tak lama kemudian, badannya terasa kehilangan keseimbangan dan tiba-tiba kegelapan menyelimuti paginya.


”Ehmm...”kata pertama dari Vanno saat ia membuka matanya. Dia sudah berada di atas kasur kamar tamu sekarang.
”Mamaaaaaaaa... Vanno udah sadar Ma...”teriak Billa yang ada di sampingnya.
Kepala Vanno teras berat, matanya berkunang-kunang. Billa di sebelahnya terlihat kabur, dan sosok wanita setengah baya berlari tergopoh-gopoh mendekatinya. Semuanya buram.
”Kamu baik-baik aja kan Van ?”tanya Mama mengguncang-guncangkan tubuh Vanno.
Vanno tak merespon. Tangannya masih saja memegangi kepalanya yang pusing.
”..Vann..”panggil Billa.
Kini Vanno mengalihkan pandangannya ke arah Billa.
”Makasih Van, karena kamu udah bela-belain jagain aku. Kehujanan dan hampir setiap hari kurang tidur karena aku. Aku gatau mesti ngucapin makasih gimana ma kamu”ujar Billa yang diikuti anggukan Mamanya.
”..iiyaa Bill..”jawab Vanno lemah.
”Van, maafin aku yang salah menilai kamu. Aku memang hanya Billa. Billa yang susah maafin kesalahan orang lain, Billa yang ga pernah mau introspeksi diri. Maafin aku Van”lanjut Billa sesenggukan. Air mata mengalir dari matanya yang tak bisa melihat.
”..ga perlu. Justru aku yang salah..ma kamu. Aku..selalu salah ngelakuin...apapun buat kamu..maafin aku Bill..”jawab Vanno tersendat-sendat.
”Iyya, aku juga ya Van”
”..iya...”
Billa meraba-raba mencari tangan Vanno lalu menggenggamnya. “Van, aku juga sayang kamu”
”..tapi..kamu sayang aku se..se..bagai Novel kan.. ?”
”Vanno dan Novel adalah sama, kamu. Anggap aja Novel sisi baikmu, dan Vanno yang buruk. Hahaha..”sahut Billa sambil tertawa. ”Tapi, kamu tetep sama di hatiku. Perhatian dan kesetiaanmu yang bikin aku ngerasa sayang ma kamu Van”
Vanno mengerjap-ngerjapkan matanya. Ia tersenyum lemah dan menjawab, ”..aku..juga sayang kamu..”
Mama hanya bisa tersenyum. Padahal dibalik semua ini, Mamalah yang paling berperan. Mama sengaja memberi kesempatan pada Vanno untuk mendekati Billa dengan caranya sendiri. Karena Mama tau, kasih sayang Vanno-lah yang akan memperbaiki keadaan Billa. Dan itu terwujud. Walau kita bisa bohongin mata, hidung, telinga, lidah kita, tapi kita nggak bakal bisa bohongin hati kita. Mata boleh aja buta, tapi hati dan perasaan kita nggak bakal buta, adanya tidak peka. Begitu juga dengan cinta. Love is not blind, too.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar